Bab II
Pembahasan
2.1.
Pengertian Suara Guru dalam Profesionalisme Pengajaran.
Sebelum kita
membahas tentang suara guru dalam profesionalisme pengajaran, kita perlu
mengetahui apa yang dimaksud dengan suara guru dalam profesionalisme pengajaran
dan mengapa pengaruh dalam profesionalisme pengajaran. Sehingga ini akan
mempermudah kita untuk mendalami pembahasan ini.
Seorang guru harus
benar-benar mampu mentransfer ilmu pengetahuan,teknologi maupun ketrampilan
sebaik mungkin supaya peserta didik mampu menerimanya dengan baik. Aspek yang
sangat penting dalam proses pengajaran adalah suara guru.
2.1.1.
Pengertian Suara Guru
Suara guru yang
dimaksud disini adalah bukanlah berupa opini atau seperti suara dalam pemilihan
umum. Namun, suara yang keluar dari mulut seorang guru ketika mengajar. Karena
lebih dari separuh waktunya di kelas guru menggunakannya dalam pengajaran,
sehingga efisiensi dan efektifitas pengajaran sebisa mungkin harus tercapai.
Suara guru meskipun bukan merupakan faktor yang besar, namun mempunyai pengaruh
besar dalam penyampaian materi. Suara guru yang baik menurut Depdikbud
(1983:25) adalah Suara yang relatif rendah
tetapi cukup jelas dengan volume suara yang penuh dan kedengaranya
rileks akan mendorong siswa untuk memperhatikan pelajaran. Jadi suara dalam
konteks ini yaitu suara yang diucapkan guru dalam pengajaran sebagai alat
penghubung penyamapaian materi.
2.1.2. Karakter Suara Guru.
Setiap orang
mempunyai sebuah karakter, entah itu dari segi fisik atau kepribadiannya sama
halnya dengan seorang guru. Guru mempunyai karakter yang berbeda-beda, ada guru
pemarah, guru penyabar, guru pelit maupun guru yang lucu. Namun, kesemuanya
akan terlihat ketika aktivitas pengajaran sedang berlangsung. Setiap membawa
ciri khas tersendiri setiap kali mengajar. Perbedaan akan muncul ketika dalam
penyampaian atau pemberian materi pelajaran, apakah proses penyampaian itu
berhasil atau tidak?. Tentunya sang guru perlu instropeksi dan evaluasi. Ketika
seorang guru dengan senag hati menggunakan karakter pengajarannya, seorang guru
pun harus membuat senang peserta didik dengan karakternya.
Karakter
pengajaran dari seoarang guru sangat beragam, ada yang cepat, lambat dan
sedang. Namun, saya melihat dari sudut pandang penyampaian atau pemberian
materi yng menggunakan suara dari seoarang guru tersebut. Sering kali peserta
ddik mengeluh karena pengajarannya terlalu cepat ataupun lambat, akhirnya
peserta didik nyerah atau bosan dengan materi tersebut bahkan bosan dengan
gurunya. Dalam sub pembahasan ini saya membagi karakter suara guru dengan sebab
akibat dan dampak yang terjadi pada peserta didik. Ada 5 karakter suara guru
yaitu:
a. Suara guru cepat:
Suara guru yang cepat bisa muncul karena mungkin sebuah karakter dari seorang
guru atau mungkin guru tersebut tergesa-gesa. Suara ini tentunya tidak baik
bagi peserta didik. Walaupun suara cepat merupakan sebuah karakter tetapi akan
lebih baik penyesuaian dengan peserta didik dengan memperlambat itu lebih baik
untuk peserta didik dalam menerima materi yang disampaikan. Peserta didik
cenderung diam dan cuek apabila suara seorang guru menerangkan materi dengan
suara yang cepat.
b. Suara guru yang keras:
Suara guru yang keras itu sangat baik karena bisa menjangkau seluruh peserta
didik tetapi suara tersebut akan terkesan bahwa sang guru dalam kondisi emosi
atau marah apabila guru tidak bisa memvariasinya maka yang tejadi peserta didik
tidak bisa berkonsentrasi dengan baik.
c. Suara yang guru sedang atau cukup: Suara guru yang sedang atau cukup baik dari segi kecepatan atau
volume suara sudah pas untuk peserta didik. Suara ini menandakan sang guru
sudah siap mengajar dengan bekal materi yang cukup ataupun dalam kondisi baik
jasmani dan rohani. Namun untuk semua guru dalam mengajar harus sabar dan
ikhlas sehingga peserta didik merasa nyaman dalam mengikuti pembelajaran di
kelas.
d. Suara guru yang lambat:
Suara guru yang lambat kemungkinan disebabkan kondisi sang guru yang lelah
ataupun rasa lelah yang dialami guru.Tentunya kondisi tersebut kurang baik,
karena penyamapaian materi pun kurang efisien.
e. Suara guru yang pelan:
Suara yang pelan disini maksudnya dari segi volume suara yang diucapkan.
Tentunya suara ini sangat tidak diinginkan oleh peserta didik. Karena mereka
tidak bisa mendengar dengan baik apalagi bila kondisi kelas yang lebih luas dan
jumlah peserta didik lebih banyak. Mereka lebih cenderung mengalihkan
perhatiannya dengan mengobrol dengan teman yang lain atau melakukan hal lain
yang tidak berhubungan dengan pelajaran yang sedang berlansung.
Semua karakter
tersebut bisa dialami oleh seorang guru. Jadi menurut saya, seorang guru harus
menjaga kondisi baik jasmani maupun rohani di depan semua peserta didik karena
sangat terlihat apabila dalam menerangkan materi melalui suara yang keluar dari
sang guru.
2.1.3. Profesionalisme dalam pengajaran
Jabatan guru merupakan jabatan profesional yang menghendaki orang
yang menjabat sebagai guru harus bekerja profesional. Bekerja dengan prfesional
berarti harus berbuat dengan keahlian. Sementara itu, keahlian hanya dapat
melalui pendidikan khusus dan guru merupakan orang yang sudah mengikuti
pendidikan keahlian melalui lembaga pendidikan. Karena itu, guru dituntut
memiliki keahlian mendidik yang profesional.
Sering kali kita
mendengar kata profesional dan profesionalisme bekerja atau melakukan sesuatu.
Sebagai seorang guru pun dituntut untuk bekerja profesional yaitu mengajar. Apa
yang dimaksud dengan profesionalisme pengajaran?. Sebelumnya, kita harus
mengetahui terlebih dahulu antara profesi, profesional dan profesionalisme.
Profesi : Menunjuk pada suatu pekerjaan atau
jabatan yang menuntun keahlian, tanggung jawab dan kesetiaan terhadap pekerjaan
itu.
Profesional: Menunjuk pada
orangnya dan penampilannya atau kinerja orang itu dalam melaksanakan tugas.
Profesionalisme: Menunjuk pada
derajat atau tingkat penampilan seseorang sebagai seorang profesional dalam
melaksanakan profesi.
Selanjutnya,
“Pengajaran adalah pemeberian ilmu pengetahuan pengetahuan, teknologi dan
ketrampilan agar anak menjadi cerdas intelektualnyadan cerdas emosionalnya,
supaya hidupnya kelak dapat sejahtera”. Jadi,maksud dari profesionalisme dalam
pengajaran adalah derajat atau tingkat ketrampilan seorang gurudaram pemberian
ilmu pengetahuan, teknologi dan ketrampilan agar peserta didik menjadi cerdas.
Sementara itu, tingkat ketrampilan atau derajat dapat diukur melalui hasilnya
sendiri, yang dalam hal ini adalah ada tidaknya perkembangan pada peserta
didik.menjadi tolak ukur keprofesionalan seorang guru dalam pengajaran.
2.1.4. Suara Guru dalam Profesionalisme Pengajran
Dari beberapa
penjelasan diatas telah diambil kesimpulan bahwa suara guru dalam
profesionalisme pengajaran adalah Suara dari seorang gurusebagai alat
penghubung dalam pemberian atau penyampaian materi pelajaran atau instruksi
kepada peserta didik secara profesional supaya peserta didik mampu menyerap apa
yang disampaikan. Oleh karena itu, suara memegang peranan penting untuk seorang
guru dalam profesionalisme pengajaran.
2.2. Pengaruh Suara dalam Pengajaran
Suara guru yang
merupakan mediasi dalam penyampaian suatu mata pelajaran akan sangat
berpengaruh dalam proses pengajaran di kelas. Menurut saya,ada 3 macam pengaruh
yang ditimbulkan oleh suara guru, yaitu:
-
Pengaruh atau
dampak suara guru pada penyampaian materi pelajaran
-
Pengaruh atau
dampak suara guru pada peserta didik
-
Pengaruh atau
dampak suara guru pada pemberian intruksi kepada peserta didik
2.2.1. Pengaruh atau dampak suara pada penyamapaian materi
pelajaran
Pada zaman
sekarang ini, penyamapaian materi sangat bervariasi tidak sperti beberapa tahun
yang lalu. Misalnya penggunaan proyektor dan penggunan bemacam-macam
laboratorium serta pemberian materi melalui internet jelas menandakan
perkembangan pesat pada pendidikan. Serang guru lebih sebagai fasilitator
ketika peseta didk mengajukan pertanyaan atau meminta penjelasan.
Suara gurutidak
akan pernah lepas proses pembelajaran di kelas, meskipun hanya sebatas
pemberian jawaban atas pertanyaan dari peserta didik atau pemberian instruksi
kepada peserta didik. Suara guru selalu menjadi alat utama dalam
menyampaikannya. Apabila suara guru keras , pelan ataupun terlalu lambat akan
memberi pengaruh pada proses penyampaian materi. Materi mngkin tidak
tersampaikan secara sempurna kepada peserta didik. Sebaliknya, apabila suara
guruterlalu cepat dalam mengucapkan, peserta didik akan mengalami kesulitan
untuk menerima makna-makna yang terkandung dalam kalimat –kalimat yang
diucapkan oleh sang guru
2.2.2. Pengaruh atau dampak
suara guru pada peserta didik
Suara yang dikeluarkan dari seorang guruharus menjangkau seluruh
kelas. Ketika suara guru tidak mampu menjangkau , maka yang terjadi adalah
peserta didik akan mengalihkan perhatian ke sesuatu yang lain. Inilah salah
satu pengaruh suara guru pada peserta didik. Pada sekolah atau institusi yang
modern mungin sudah menggunakan fasilitas yang memadai sperti penggunaan
mikrofon dan pengeras suara di dalam kelas, sehingga peserta didik mampu
mendengarnya dengan jelas. Tetapi tidak semua sekolah atau institusi pendidikan
lain memilikinya maka seorang guru seyogyanya mampu menarik perhatian peserta
didik dalam kondisi dan situasi apapun dengan suaranya
Konsentrasi
peserta didik tidak selama dengan waktu pembelajaran berlangsung, maka dari itu
seorang guru harus mampu mengolah suaranya sehingga mampu menjangkau seluruh
peserta didik dan menahan perhatian peserta didik agar pembelajaran dan
pengajaran berjalan dengan baik.
2.2.3. Pengaruh
atau dampak suara guru dalam pemberian instruksi
Sebagai mahasiswa ,saya juga masih sering mengalamikebingungan
ketika mendapatkan tugas baik dalam bentuk makalah atau presentasi dikarenakan
suara dosen atau guru yang tidak begitu jelas,sering kali juga terjadi pada
peserta didik sekolah menengah, mereka kadang-kadang bingung dengan tugasyang
diberikan oleh sang guru dikarenakan karena perintah yang kurang jelas.
Tentunya ini berkenaan dengansuara yang diucapkan oleh guru,apakah sudah
jelas,menjangkau keseluruh peserta didik yang ada di kelas?. Oleh sebab itu,
suara guru merupakan aspek yang harus diperhatikan dalam pemberian instruksi
atau tugas agar seluruh peserta didik baik dari segi artikulasi, intonasi
maupun keras atau lemahnya suara.
2.3. Pengolahan Artikulasi, Intonasi dan Aksentuasi (Logat) pada
Suara Guru dalam Pengajaran
Setelah kita mengetahui pengaruh suara guru pada pesera didik dan
proses pengajaran. Selanjutnya, kita akan membicarakan suara guru dalam pengajaran yang lebih spesifik beserta
pengolahan suara itu sendiri. Ada beberapa aspek yang mempengaruhi kejelasan
dan ketepatan suara pada setiap kata atau kalimat yang diucapkan oleh seseorang. Aspek-aspek yang mempengaruhi
diantara lain adalah artikulasi,speed (kecepatan),aksentuasi (logat) dan
intonasi (nada suara).
Kesemua aspek
saling mempengaruhi dalam kejelasan dan ketepatan dari makna kata atau kalimat
yang diucapkan. Misalnya, dalam penggunaan intonasi antara kalimat perintah dan
kalimat tanya tentu berbeda. Jadi, fungsi dari aspek-aspek tersebut antara lain
membedakan makna dan memperjelas makna kalimat ataupun kata yang diucapkan.
Penjelasan tentang aspek-aspek
pengolahan suara dalam pengajaran.
2.3.1. Artikulasi
Artikulasi
(articulation) yaitu kejelasan pengucapan kata-kata. Disebut juga pelafalan
kata (prononciation). Setiap kata harus diucapkan dengan jelas. Misalkan harus
beda antara kata akkrem dengan eskrim. Sering kali dijumpai kata atau istilah
yang pengucapannya berbeda dengan penulisannya, terutama kata-kata asing.
Artikulasi sangat
penting dalam pengajaran, pada saat menerangkan sebuah materi pelajaran
artikulasi diharapkan jelas sehingga poin-poin yang terkandung dalam penjelasan
akan tersampaikan serta tidak akan ada kesalahpahaman. Banyak jenis kata sperti
homofon, homonim, homograf serta yang lain. Sehingga artikulasi sangat
ditekankan dalam hal ini serta suara yang cukup untuk dijangkau seluruh peserta
didik. Artikulasi yang baik tanpa adanya suara yang keras tidak akan menjangkau
seluruh peserta didik hanya akan kedengaran jelas pada peserta didik yang dekat
dengan sang guru.
2.3.2. Intonasi
Intonasi
(intonation) adalah nada suara, irama bicara, alunan nada dalam melafalkan
kata-kata, sehingga tidak datar atau monoton. Intonasi menentukan antusiasme
dan emosi dalam bicara. Jadi intonasi mempunyai peranan penting dalam sebuah
komunikasi bahasa. Selanjutnya, intonasi pada kalimat, baik kalimat perintah
atau kalimat tanya akan sangat berbeda maknanya ketika kita mengucapkannya
dengan benar, misalnya pada akhir kalimat perintah intonasi pada akhir kalimat
diturunkan dan pada kalimat tanya cenderung dinaikkan.
Misalkan
mengucapkan “Bagus ya” dengan tersenyum dan akan sangat berbeda dengan
mengucapkan dalam ekspresi wajah datar bahkan sinis. Latihan intonasi bisa
dengan mengucapkan kata aduh dengan berbagai ekspresi sedih, kaget, sakit,
riang dan seterusnya. Karena ekspresi dalm hal ini juga mempengaruhi makna
yaang terkandung pada kata atau kalimat yang terucap.
2.3.3. Aksentuasi (logat)
Aksentuasi adalah
logat atau dialek. Semua bahasa mempunyai logat yang berbeda-beda dari satu
bahasa dengan bahasa yang lainnya. Namun, kita sebagai warga bangsa Indonesia
mempunyai bahasa yaitu Bahasa Indonesia yang termasuk juga alat pemersatu
bangsa.
Perbedaan logat
dari sebuah bahasa ditentukan juga pada daerah asal bahasa. Seperti Indonesia
terbagi menjadi ratusan kota yang siap kotanya mempunyai bahasa lokal beserta
logatnya. Logat dari bahasa setiap daerah bisa mempengaruhi dalam bahasa
indonesia. Contoh, pada orang ambon yang separuh bahasanya menggunakan bahasa
indonesia tetapi dengan logat ambon sendiri yang akhirnya mempersulit kita
dalam menangkap apa yang mereka maksud.
Seorang guru
seharusnya bisa menggunakan bahasa indonesia dengan logat yang umum dalam
artian logat asli yang pada umumnya orang berbahasa indonesia agar penjelasan
dan penyampaian materinya mampu diserap oleh peserta didik. Logat bisa diubah
dengan membiasakan menggunakan logat yang kita mau. Contoh, sudah banyak bangsa
indonesia bisa mengubah logat sesuai dengan logat asli dari bahasanya, bahasa
inggris, bahasa jepang dan lainnya, karena sebuah kebiasaan.
Jadi, diharapkan
seorang guru baik dari daerah manapun mampu menggunakan logat asli bahasa
indonesia pada umumnya agar mempermudah peserta didik menangkap apa yang
disampaikan.
2.4. Kelas
yang Menyenangkan dengan Variasi Suara Guru
Variasi suara adalah perubahan suara dari keras
menjadi lemah, dan tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat.Suarang
guru pada saat menjelaskan materi pelajaran hendaknya bervariasi, baik dalam
intonasi, volume, nada dan kecepatan. Jika suara guru senantiasa keras terus
atau terlalu keras, justru akan sulit diterima, karena siswa menganggap gurunya
seorang yang kejam, bila sudah begitu siswa diliputi oleh rasa cemas, ketakutan
selama belajar. Masalah seperti ini yang harus dihindari bahkan ditiadakan.
Tapi kalau suara guru terlalu lemah (biasanya guru wanita) akan terdengar tidak
jelas oleh siswa dan tidak bisa menjangkau seluruh siswa di kelas, apalagi yang
duduknya dideretan belakang. Bila sudah begitu siswa akan meremehkan gurunya,
perhatian siswa terhadap materi yang diberikan itupun kurang.
Untuk itu guru menggunakan variasi
suara yang disesuaikan ndengan situasi dan kondisi. Jadi suara guru senantiasa
berganti-ganti, kadang meninggi, kadang cepat, kadang lambat, kadang rendah
(pelan). Variasi suara bisa mempengaruhi informasi yang sangat biasa sekalipun,
gunakanlah bisikan atau tekanan suara untuk hal-hal penting, gunakan kalimat
pendek yang cepat untuk menimbulkan semangat.
Lagu bicara atau intonasi suara mempunyai
pengaruh pada dayatangkap siswa terhadap pembicaraan guru. Lagu bicara yang
datar (monoton) akan membosankan siswa, sehingga siswa cepat lelah dalam
mendengarkan. Demikian pula lagu bicara yang naik turun atau bersendat-sendat.
Hal seperti ini sering menjadi bahan tertawaan siswa dan cenderung ditirukan
dengan maksud mengejek, akibatnya konsentrasi mereka rusak. Disini juga
menganjurkan adanya tekanan bicara, yang mana diberikan pada hal-hal yang
penting, misalnya dalam menyebutkan definisi, istilah, nama, rumus, dan
kata-kata asing dengan ucapan pelan-pelan dan jelas dengan volume suara yang
cukup. Kelancaran bicara juga patut diperhatikan karena mempunyai pengaruh yang
besar pada daya tangkap siswa.
Jadi, seyogyanya sebelum satu
kalimat dikeluarkan atau dibicarakan lebih dulu difikirkan susunan yang benar
ditinjau dari segi tata bahasa. Ucapan bahasa daerah sebaiknya tidak
dipergunakan. Setelah membaca uraian diatas kita tahu betapa pentingnya
suara guru untuk diperhatikan, karena merupakan alat komunikasi yang penting
dalam interaksi edukatif, memang berbicara didepan kelas tidak dapat disamakan
dengan orang yang berpidato didepan masa dan orang yang membaca puisi, karena
guru menganggap siswa itu sebagai lawan bicara. Sehingga terlibat kontak
batiniah masing-masing individu.
Comments
Post a Comment